Haluannews.com – Steven Spielberg memang terkenal sebagai salah satu pembuat film yang sukses sepanjang masa, dimana karya-karyanya sangat ikonik sekali mulai dari saga Indiana Jones, ET, Jaws, Jurassic Park, Saving Private Ryan, yang masih di dalam perkembangan film berikutnya karena memberikan banyak sekali pengaruh kepada pembuat film yang lain. Kali ini ternyata Spielberg telah menciptakan karya cinematiknya yang personal, berjudul Fablemans. Review film The Fabelman wajib kamu ketahui!
Spielberg menceritakan kalau film Fable Man ini hanya cerita fiksi untuk otobiografinya. Billboard bekerjasama dengan Tony cruser alias kolaborator saat penulisan skenario di film West Side Story, Lincoln dan Munich) untuk mengembangkan naskahnya. Selain ada Tony Kusher, ada juga kolaborator lainnya yang diajak ikut dalam proyeknya ini, Janusz Kaminski (sinematografer), John Williams (komposer) dan Michael Kahn (editor). Daripada kamu penasaran langsung saja cari tahu penjelasan selengkapnya mengenai review dari film versi fiktif tersebut di bawah ini.
Review Film The Fablemans yang Wajib untuk Kamu Ketahui
1. Film Sinopsis
Review film The Fabelmans dari segi sinopsisnya yaitu memiliki latar era di masa setelah perang dunia ke-2 kisah kehidupan semi Fable Man yang diperankan oleh Gabriel Labelle. Dari kedua orang tua Mitzi (Michelle Williams) dan Burt (Paul Dano).
The Fablemans menjelajahi awal semi jatuh cinta di dunia sinematik dan kehidupan keluarganya penuh sekali dengan dinamika sampai akhirnya berpengaruh untuk membentuk pribadi semi menjadi seorang pembuat film yang karismatik.
2. Awal Terpikat dengan Gambar Bergerak
Lalu kita bakal review dalam pembahasan yang di awal terpikat dengan gambar bergerak. Film semi biografi ini menggambarkan berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 1952 sampai tahun 1965. Steven Spielberg memberikan penggambaran kehidupan di masa anak-anak sampai dirinya bertumbuh remaja yang penuh akan Gejolak dan pergolakan.
Bahkan dirinya pun dihadapkan bagaimana awal jatuh cinta dengan dunia perfilman. Ketika dirinya dibawa oleh kedua orang tuanya untuk pertama kali ke bioskop, Mereka menonton film “The Greatest Show on Earth” karya Cecil B DeMille. Sammy yang marah karena menyaksikan kengerian Lalu dirinya terkagum-kagum saat memasangkan sirkus kereta bertabrakan.
Dari situ, Sammy belajar bagaimana film bisa mempengaruhi penonton dan bagaimana film bisa memancing hingga manipulasi para penonton melalui penempatan kamera dan teknik pengeditan. Berbagai potongan gambar ataupun adegan tersebut dijadikan satu menjadi pemandangan yang utuh dari gambar bergerak dan mampu memberikan kesan emosional melalui tawa, air mata hingga rasa sensasi lainnya.
Semi menjadi sangat terpesona dengan film hingga dirinya akan melihat kehidupan aslinya sebagai adegan dan membayangkan dirinya menggerakkan kamera di sekitar dinamika keluarga. Filmnya kembali menciptakan adegan adegan dari masa kecil dan remaja pinggiran New Jersey, Arizona dan California Utara. Di mana mereka mengulang kembali kehidupan Sammy Fablemans di saat dirinya mendaki dan lingkungan tempat ia tumbuh dan tinggal di sana.
3. Kenyataan Pahit yang Memberikan Inspirasi
Lalu ada kenyataan pahit yang bisa memberikan inspirasi dari film The Fablemans ini. Kita bakal melihat tentang berbagai peristiwa yang membentuk hidup dan karir dari Spielberg. Meskipun dirinya tergolong mumpuni dalam setiap aspek untuk pembuatan film, namun tidak pernah mendapatkan pemahaman yang utuh tentang bagaimana ia sebagai seorang pribadi yang baik.
Di dalamnya terbingkai cerita pada saat minat semi di dalam perfilman ikut berkembang, pernikahan kedua orang tuanya pun perlahan berjalan menuju perceraian. Kenyataan pahit yang traumatis itu memberikan dampak besar pada kehidupan Spielberg selanjutnya.
Seperti saat ini, pernyataan trauma dari perceraian orang tuanya terjadi beberapa dekade lalu atau ketika dirinya membuat ‘Schindler’s List’ sebagai penegasan akan Yahudi-nya. Juga lewat ‘War of The Worlds’ sebagai reaksi akan peristiwa 9/11.
4. Kesimpulan
Terakhir mengenai kesimpulan dari review film fiksi bertajuk The Fabelmans, yaitu dari sebuah refleksi diri dari sosok Steven Spielberg di masa senjanya, lalu saat ini untuk melihat kembali asal-usulnya, kisah masa kecilnya.
Terutama saat mereka menyadari kekuatan luar biasa hingga keajaiban Cinema memberikan efek pengaruh dan tidak hanya terhadap dirinya saja, juga kepada banyak orang yang ingin seperti dirinya. Itulah sederet review film The Fabelmans yang harus diketahui.