Haluannews.com – Hollywood sudah beberapa kali membuat film biopik tentang kehidupan Marilyn Monroe, dan belum lama ini Netflix merilis biopik Monroe terbaru yang berjudul Blonde. Review film Blonde pun bertebaran di berbagai media dan booming.
Film ini sendiri diadaptasi dari buku dengan judul yang sama ‘Blonde’ yang ditulis oleh Joyce Carol Oates, walaupun menghadirkan kisah hidup tokoh yang ada di dunia nyata, Blonde bisa dibilang sebagai biopik yang diberikan bumbu fiksi untuk dramatisasi. Blonde sendiri digarap oleh Andrew Dominik, ia juga merupakan sosok yang menyutradarai Killing Them Softly, pada film ini Marilyn Monroe diperankan oleh Ana de Armas.
Ia juga pernah membintangi No Time to Die dan Knives Out, tidak hanya de Armas, Blonde juga dibintangi oleh Adrien Brody, Bobby Cannavale, Xavier Samuel dan aktor yang lainnya. Film ini menceritakan kisah hidup Marilyn Monroe, mulai dari masa kecil momen kematiannya.
Melalui film ini, penonton dapat melihat bagaimana Norma Jeane (yang merupakan nama asli Monroe) sangat merindukan sosok ayah yang tidak pernah dia temui seumur hidupnya. Kita juga dapat melihat hubungan Norma Jeane dengan ibunya dan kehidupan karir dan percintaan, bagaimana filmnya? Berikut review film terbaru Blonde.
Review Film Blonde, Banyak Adegan yang Cukup Vulgar
1. Tampilan Kehidupan Marilyn Monroe yang Penuh Eksploitasi
Blonde memang mengangkat kisah hidupnya Marilyn Monroe, namun perlu kamu ketahui film ini diadaptasi dari novel yang memberikan bumbu fiksi pada kisah hidupnya Monroe. Jadi apa yang ditampilkan pada film ini tentunya semua benar-benar pernah dialami oleh Monroe di semasa hidupnya. Terlebih lagi film ini menampilkan kehidupan Monroe yang dipenuhi dengan eksploitasi.
Seperti yang kita ketahui selama ini, Monroe dikenal sebagai model sekaligus aktris, Blonde memang menampilkan kehidupan aktrisnya Monreo, namun lebih menggambarkan Monroe sebagai budak seks di Hollywood, yang lemah dan gampang diperdaya oleh orang-orang yang berkuasa di Hollywood. Dari awal film yang menggambarkan masa kecilnya Monroe, hingga akhir film yang memperlihatkan kematiannya, rasa tidak ada hal membahagiakan yang dialami sang aktris semasa hidupnya.
Setiap Monroe mendapatkan kebahagiaan, pasti akan disambut dengan kesedihan dan pengalaman eksploitasi lainnya. Rasanya cukup disayangkan karena Blonde hanya fokus pada pengalaman pahit Monroe, tanpa menghighlight kehidupan bahagia atau hal inspiratif yang pasti ada dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan, orang yang tidak mengenal Monroe mungkin akan langsung percaya begitu saja bahwa semua yang ditampilkan Blonde memang benar-benar yang dialami sang aktris di sepanjang hidupnya.
2. Penuh Suasana Depresif dengan Banyaknya Adegan Disturbing
Sebagai informasi, Blonde sendiri mendapatkan rating NC-17 atau film yang benar-benar dilarang untuk penonton usia 18 tahun ke bawah. Film ini mendapatkan klasifikasi umur di atas rating R, film ini memang menampilkan beberapa adegan telanjang, tetapi bukan itu alasan yang membuat film ini sampai mendapatkan rating NC-17.
Alih-alih disebut vulgar, Blonde lebih tepat disebut sebagai film yang depresif, jika dibandingkan dengan durasi filmnya yang selama 2 jam 46 menit, adegan vulgar atau seks yang ditampilkan pada film ini sebenarnya tidak sebanyak itu. Namun setiap adegan vulgar yang ditampilkan pasti memiliki nuansa depresif karena memang keseluruhan filmnya terasa seperti itu.
Ada banyak adegan disturbing atau mengganggu yang membuat film ini terasa depresif. Mulai dari adegan aborsi, pemerkosaan, KDRT, hingga pemaksaan melakukan blow job, ketidakberdayaan Monroe dalam menghadapi semua kejadian buruk pada film ini membuat film ini semakin depresif, seakan kehidupan Monroe penuh dengan hal merana.
3. Ana De Armas Tampil Begitu Maksimal Sebagai Marilyn Monroe
Di balik filmnya yang depresif dan disturbing, tidak dapat dipungkiri bahwa Ana de Armas melakukan pekerjaannya dengan baik dalam memerankan Marilyn Monroe. Terlihat jelas bahwa de Armas sangat mempelajari dengan baik gerak-gerik sekaligus gaya berbicaranya Monroe. Gaya berbicaranya de Armas benar-benar mirip dengan Monroe dalam film Blonde ini.
Seperti yang bisa kamu lihat dalam filmnya, Monroe atau di berbagai video kenangannya sang aktris. Namun di balik penampilan memukaunya de Armas, tim tata rias Blonde tentunya wajib mendapatkan apresiasi. Mereka berhasil menyulap de Armas sebagai Monroe, seakan Monroe masih ada dan dia sendiri yang tampil di film tersebut. Dari beberapa review film Blonde, tertarik menonton film ini?