Haluannews.com – Ada banyak sekali hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk memiliki seorang anak. Seperti salah satunya jarak kehamilan karena memang banyak sekali resiko dekatnya jarak kehamilan yang berbahaya untuk ibu dan anak. Mengatur jarak kehamilan bukan hanya mempengaruhi seberapa dekat usia anak-anak tetapi juga kualitas kehamilan sang ibu.
Idealnya yaitu menunggu setidaknya 18 bulan setelah melahirkan untuk hamil lagi artinya sekitar anak berusia 1 tahun lewat 5 bulan sebelum kembali hamil. Jeda waktu tersebut memberikan tubuh untuk pulih sepenuhnya dari kehamilan berikutnya. Dan sebaliknya ketika jarak kehamilan terlalu dekat ini berpotensi memberikan pengaruh buruk bagi ibu maupun bayinya.
Kamu yang ingin tahu beberapa dampak buruk yang terjadi jika jarak kehamilan terlalu dekat setelah melahirkan bisa menyimak dari penjelasan berikut. Langsung saja ketahui berbagai resikonya yang akan dialami oleh anak bahkan ibunya ketika mengalami jarak kehamilan setelah melahirkan begitu dekat seperti di bawah ini.
Sederet Resiko Dekatnya Jarak Kehamilan yang Wajib Diketahui
1. Kelahiran Prematur
Resiko dekatnya jarak kehamilan yang pertama untuk kamu ketahui yaitu terjadinya kelahiran prematur. Jarak kehamilan yang terlalu dekat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan semakin pendek waktu antara kehamilan maka tinggi risiko yang Ibu hadapi ketika melahirkan secara prematur. Bayi prematur merupakan bayi yang lahir terlalu cepat sebelum 37 minggu kehamilan.
Bayi yang lahirnya prematur lebih banyak kemungkinan mengalami masalah kesehatan dan harus tinggal di rumah sakit beberapa lama daripada bayi yang lahir tepat waktu. Beberapa masalah kesehatan yang mungkin dialami bayi prematur yaitu anemia dan masalah pernapasan hingga penyakit kuning.
2. Berat Badan Lahir Rendah
Menurut badan kesehatan dunia atau Who ternyata seorang bayi dinyatakan memiliki berat badan rendah saat ia memiliki berat badan di bawah 2,5 kg ketika dilahirkan. Bayi berat badan lebih rendah akan memiliki kemungkinan mengembangkan sejumlah masalah kesehatan seperti sistem kekebalan yang lemah hingga masalah mental.
Di masa depan bayi dengan berat badan lebih rendah juga kemungkinan mengalami pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang terhambat. Bayi juga sekitar 20 kali lebih mungkin bisa meninggal daripada bayi dengan berat badan normal.
3. Kecil Masa Kehamilan
Kecil masa kehamilan atau small for gestational age (SGA) merupakan istilah yang telah digunakan untuk memberikan gambaran berat badan bayi yang lebih kecil dari biasanya untuk jumlah minggu kehamilan tertentu. Singkatnya bayi kmk memang lebih kecil daripada bayi pada umumnya di usia kehamilan yang sama.
Ketika dilahirkan Nanti banyak baik kmk yang memiliki berat badan lahir rendah namun tidak semuanya lahir prematur dan mungkin tidak memiliki masalah yang sama seperti bayi prematur. Hanya terlihat sebagian yang kurus dan pucat.
4. Solusio Plasenta
Solusio plasenta merupakan resiko juga bagi kehamilan yang jaraknya dekat pasca melahirkan. Plasenta berkembang di dalam rahim selama kehamilan plasenta juga bertanggung jawab pemasok bayi dengan nutrisi dan oksigen.
Sudah jelas kalau solusio plasenta terjadi saat sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan. Solusio plasenta merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi namun hal ini adalah serius dan bisa menurunkan atau menghalangi suplai oksigen hingga nutrisi kepada bayi. Hal ini juga resikonya bisa menyebabkan pendarahan hebat bagi ibu hamil.
5. Anemia
Saat sedang hamil produksi darah meningkat karena mendukung pertumbuhan bayi Jadi jika Ibu tidak mendapatkan cukup zat besi atau nutrisi lainnya kemungkinan tubuh akan tidak mampu memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang banyak atau sesuai dibutuhkan.
Resiko atas dekatnya jarak kehamilan untuk ibu dan anaknya yaitu anemia. Anemia bisa menyebabkan ibu hamil merasa lelah dan lemah jika anemia cukup parah tetapi tidak diobati ini bisa meningkatkan resiko komplikasi yang serius. Resiko kehamilan yang dialami wanita itu seperti, membutuhkan transfusi darah saat melahirkan.
Kemudian merasakan depresi pasca persalinan dan bayi dengan anemia atau anak mengalami keterlambatan perkembangan. Setelah kamu mengetahui kelima resiko dekatnya jarak kehamilan paling berbahaya, apakah kamu masih mau program hamil dengan jarak kehamilan pasca melahirkan dengan jarak yang dekat?