Haluannews.com – Tenaga Kesehatan yang viral di Pluit Jakarta Utara hingga dipolisikan lantaran Nakes suntikan vaksin kosong kepada seorang peserta Vaksinasi Covid-19. Apa penyebab dan bagaimana nasibnya? Beberapa hari lalu telah viral kabar seorang tenaga kesehatan yang tertangkap video telah menyuntikan vaksin kosong kepad peserta vaksinasi Covid-19. EO merupakan inisial yang dijadikan sebagai tersangka, kini dirinya meminta maaf atas perbuatannya itu. “Saya meminta maaf kepada keluarga dan orang tua anak B yang saya vaksin. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya tidak ada niat apapun. Saya murni hanya ingin membantu menjadi relawan untuk memberikan vaksin,” ujar EO di Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8/2021). seperti yang dilansir dari sumber berita Tirto.id.
Penyebabnya itu merupakan sebuah kelalaian yang membuatnya tidak perikan kembali kalau cairan vaksinnya sudah tersedot atau belum ke dalam suntikan. Nakes yang menyuntikkan vaksin kosong ini rupanya dijerat pasal 14 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1984 soal wabah penyakit menular dan Pasal 93 Nomor 6 tahun 2018 soal kekarantinaan kesehatan.
EO terancam penjara selama satu tahun, sedangkan juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian kesehatan, Siti Nadia Tarmizi ini mengatakan peristiwa itu terjadi kesalahan saat mengambil suntikan yang belum diisikan oleh vaksin. Vaksinator tersebut diketahui bekerja sebagai tenaga perawat di Rumah Sakit Graha Kedoya, Jakarta Utara. Kini Nasibnya telah diputus kerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Saat ini yang bersangkutan sudah tidak diperbolehkan lagi menjadi vaksinator dan dibutuhkan seorang penanggung jawab yang lebih bisa memonitoring hal ini.
Nasib Nakes Suntikan Vaksin Kosong di Sentra Pluit Jakarta Utara
Menanggapi hal ini, juru bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia menjelaskan kesalahan Vaksinator tersebut. “Ini sebabnya kesalahan saat mengambil suntikan yang belum diisi vaksin,” kata Siti Nadia Tarmizi, seperti dikutip dari ANTARA. Saat ini kasusnya sedang didalami oleh polisi, dengan kejadian ini kementerian kesehatan bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah memutus kerjasama dengan vaksinator tersebut.
Ahmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur Jakarta menghimbau warganya untuk menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh kepolisian mengenai kasus suntikan dosis vaksin kosong. Saat ini kasus sedang ditangani Resor Metro Jakarta Utara untuk diselidiki lebih lanjut soal motif, penyebab sehingga melakukan cross check apakah benar atau tidak ada vaksin yang disuntikan atau tidak. Sebelumnya berdasar luas informasi di media sosial bahwa warga mendapatkan suntikan vaksin kosong ketika jalani vaksinasi Sekolah Ipeka, Kelurahan Pluit dan Penjaringan Jakarta Utara Jumat, (6/8/2021).
Mereka semua terdiri atas dua orang pihak Panitia, Kepala Puskesmas penjaringan satu anggota tim medis, satu vaksinator dan warga yang diduga mendapat suntikan kosong. Korban pun akan diminta klarifikasi. Klarifikasi dari Nakes suntikan vaksin kosong itu pun langsung telah mengakui kalau dirinya sudah kelelahan menyuntikan 599 orang hari itu. Hal ini dianggap lalai dan dijadikan tersangka, EO nangis minta maaf sebagai vaksinator menyebutkan sekitar 599 orang di tanggal 6 Agustus 2021 lalu.
Belum diketahui sampai saat ini jumlah orang yang mengalami nasib serupa dengan sosok seperti BLP sebagai korban vaksinasi kosong. “Saya mohon maaf terlebih terutama kepada keluarga dan orang tua anak yang telah saya vaksin saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata EO sambil menangis. Dirinya pun berjanji setelah meminta maaf akan menjalani segala proses yang akan dijalani kedepannya.
Program vaksinasi tersebut berlangsung di dalam satu sekolah kristen yang berada di kawasan Pluit dan penerima vaksin kosong yakni berinisal BLP. Singkat cerita saat dirinya mendapatkan giliran, dosis vaksin yang ditangani EO ini kosong, bahkan Ibu dari BLP mengabadikan kejadian ini dengan merekam dari ponsel genggamnya. “Setelah itu mengadu pada penanggung jawab daripada yayasan yang melaksanakan vaksinasi bersama kemudian di cek dan diakui itu tidak ada isinya sehingga dilakukan vaksinasi kembali pada saudara BLP,” jelas Yusri yang kami lansir dari Tirto.id. Memang saat itu merupakan kejadian yang sangat meresahkan dan kini tersangka sudah diketahui identitasnya dan perlu adanya langkah tanggung jawab dengan ikuti jalur hukum yang tersedia.