Mitos-Tentang-TBC

Haluannews.com – Tuberculosis atau TBC masih jadi salah satu penyakit yang harus mendapatkan perhatian khusus di Indonesia. Walaupun TBC bukan penyakit yang baru di kalangan masyarakat seluruh dunia, namun sayangnya masih banyak mitos yang dipercaya masyarakat luas, banyaknya mitos tersebut membuat orang-orang yang mengidap TBC mendapatkan stigma negatif. Sehingga masih banyak orang yang sebenarnya sadar memiliki gejala namun memilih untuk tidak menjalani pengobatan lebih awal. Apa saja mitos tentang TBC yang masih dipercaya, berikut ini beberapa mitos yang sebaiknya tidak dipercaya.

Mitos Tentang TBC Yang Banyak Dipercaya, Wajib Tahu Fakta Ini!

Mitos-Tentang-TBC

  1. TBC Merupakan Penyakit Keturunan
    Masih banyak yang percaya kalau TBC merupakan penyakit keturunan, TBC sendiri merupakan penyakit yang bisa menyebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menyebar di udara ketika mengidap TBC paru sedang batuk, bersin, atau meludah, anggapan mengenai TBC merupakan penyakit genetik yang diturunkan ini ternyata tidak benar. Dari sisi medisĀ  sendiri, miskonsepsi ini muncul karena biasanya orang yang serumah dengan pasien TBC dapat mengikuti terinfeksi TBC, padahal iran yang serumah bisa ikut tertular karena mereka kontak erat dengan pasien TBC, sehingga lebih mudah tertular dengan anggota keluarga yang sedang sakit.
  2. TBC Dapat Menular Melalui Berjabat Tangan
    Mitos tentang TBC yang selanjutnya yaitu TBC dapat menular melalui jabatan tangan, anggapan yang beredar di tengah masyarakat ini ternyata salah. Tidak hanya itu , TBC tidak dapat menular melalui berbagai makanan maupun menggunakan toilet yang sama, hal ini dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, TBC disebabkan oleh baktri Mycobacterium tuberculosis, droplet yang mengandung bakteri tersebut bisa menyebar ke orang lain saat orang yang sakit TBC paru sedang batuk, berbicara atau saat sedang bersin, oleh karena itu jika kamu memiliki riwayat TBC sebaiknya gunakan masker dan selalu tutup saat ingin bersin atua batuk agar tidak menyebarkan ke orang lain.
  3. TBC Hanya Menginfeksi Paru-Paru
    Yang selanjutnya yaitu TBC hanya menginfeksi paru-paru, saat droplet yang mengandung bakteri penyebab TBC terhirup, maka penularan dapat terjadi saat terhirup, bakteri dapat tumbuh dan berkembang di paru-paru. Tidak hanya menyerang paru-paru saja, bakteri Mycobacterium tuberculosis juga bisa menyebar ke organ lain, bakteri yang semula ada di paru-paru dapat berpindah melalui darah sehingga akan menginfeksi organ tubuh lain seperti tulang, ginjal dan yang lainnya. Maka dari itu jika sudah memiliki ciri-ciri terinfeksi TBC sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penangan yang cepat.
  4. Semua Yang Terinfeksi TBC Dapat Menularkan Ke Orang Lain
    Mitos tentang TBC yang selanjutnya yaitu semua orang yang terinfeksi TBC bisa menularkan ke orang lain, faktanya tidak semua orang yang terinfeksi TBC akan menularkan bakteri ke orang lain. Seseorang dapat menularkan bakteri penyebab TBC jika ia mengeluhkan gejela dan mengalami sakit TBC paru, sedangkan pada TBC selain paru biasanya tidak menularkan bakteri ke orang lain, tidak hanya itu saja, pada orang yang terinfeksi TB laten ia tidak dapat menularkan penyakitnya ke orang lain. Hal ini terjadi saat sistem imun tubuh bisa mengendalikan penyebaran bakteri TBC sehingga ia tidak mengeluhkan gejala dan tidak sakit, namun bakteri masih ada di dalam tubuhnya.
  5. TBC Tidak Dapat Disembuhkan
    Mitos yang selanjutnya masih banyak dipecaya masyarakat yaitu TBC tidak dapat disembuhkan, faktanya TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan, menurut Badan Kesehatan Dunia, pengobatan TBC menggunakan empat jenis antibiotik standard. Pengobatan TBC memerlukan waktu selama minimal 6 bulan, dengan pengobatan teratur, hingga tuntas TBC yang dialami dapat sembuh, oleh karena itu ada baiknya jika mengetahui ada gejala TBC segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penangan dengan cepat. Walaupun TBC bukan penyakit baru namun masih banyak mitos yang beredar di masyarakat sampai saat ini, dengan mengetahui fakta-fakta di atas, semoga kita lebih perduli dengan pasien TBC yang ada di sekitar kita dan tidak lantas menjauhi mereka, namun membantunya memberikan semangat untuk sembuh.