banjir di NTT

haluannews.com – Banjir di NTT menyita perhatian masyarakat Indonesia, kelahiran siklon tropis Seroja memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur, menurut data terbaru yang beredar ada 68 orang yang tewa dan 70 orang lainnya hilang. Pada hari Minggu 4 April 2021, terjadi peristiwa banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang di sejumlah wilayah. Bahkan kapal motor penumpang yang ukurannya cukup besar pun tenggelam akibat terombang-ambing ombak saat cuaca ekstrim terjadi, sebelum bencana ini terjadi BMKG sudah meminta masyarakat untuk waspada potensi cuaca ekstrem.

BMKG mendasarkan pada keberadaan bibir siklon dan sejumlah fenomena cuaca lainnya, “BMKG sebagai Tropical Cyclone Warning Center Jakarta mendeteksi adanya dua bibit siklon tropis, yaitu bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur” ucap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis. Keberadaan bibit siklon tersebut yang memicu peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah di Indonesia, tidak hanya itu sahja, adanya bibit siklon ini dapat mendorong peningkatan kecepatan angin.

banjir di NTT

Meningkatkan kecepatan angin ini berdampak peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia. Bencana banjir di NTT, tanah longsor, hingga gelombang tinggi menyebabkan puluhan jiwa menjadi korban dari bencana besar ini, korban meninggal berasal dari empat kabupaten, “korban jiwa masih dalam pendataan, sebanyak 68 orang meninggal dunia” udap Raditya. 68 orang yang menjadi korban meninggal dunia itu terdiri atas 44 orang di Kabupaten Flores Timur, 11 orang di Kabupaten Lembata, 2 orang di Kabupaten Ende dan 11 orang di Kabupaten Alor.

Sementara itu ada 15 orang yang mengalami luka-luka dengan rincian 9 di Flores Timur, 1 di Kabupaten Ngada dan 5 di Kabupaten Alor. Selain itu menurut laporan yang dilansir dari detik.com ada 70 orang hilang, yang terdiri atas 26 orang di Flores Timur, 16 orang di Kabupaten Lembata dan 28 orang di Kabupaten Alor. BNPB mencatat ada 938 keluarga atau 2.655 jiwa yang terkena dampak dari bencana alam ini, sampai sekarang pendataan korban masih dilakukan. Selain itu kapal motor penumpang, Jatra 1 tenggelam saat terjadi cuaca ekstrem di Pelabuhan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur,.

Diketahui kapal tersebut diduga tenggelam akibat mengalami kebocoran pada bagian lambung, “Terjadi kebocoran pada lambung kanan kapal sehingga masuknya air laut ke dalam mesin KMP Jatra 1 dan mengakibatkan KMP Jatra 1 tenggelam” ucap Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto, KMP Jatra 1 tenggelam di Pelabuhan Bolok pagi hari di tanggal 5 April 2021 sekitar pukul 06.40 WITA. Sebelum kapal besar itu tenggelam, kru kapal telah mengamankan diri. Siklon tropis Seroja, yang berada di selatan Nusa Tenggara Timur ini memicu terjadinya bencana alam banjir hingga tanah longsor yang memporak-porandakan beberapa wilayah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan ada 11 Kabupaten/kota di NTT yang terkena dampak kemunculan siklon tropin Seroja, “Lokasi terdampak di NTT ini ada 10 kabupaten dan 1 kota, kalau kemarin masih fokus Flores Timur, sekarang kamu dapat data lebih lengkap wilayah yang memang menjadi rumpun kepulauan di NTT ini” ucap Raditya Jati selaku Kapusdatinkom BNPB. Setidaknya ada sebelas wilayah yang terdampak dari bencana tersebut yaitu Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Malaka Tengah, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao.

Kabupaten Ende, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sabu Raijua. Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur sejak hari Senin kemarin masih lumpuh, karena banyak pepohonan di sejumlah ruas jalan tumbang setelah cuaca ekstrem melanda wilayah tersebut sejak hari Minggu 4 April 2021. Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Kupang Bernadus Tokan melaporkan ruas jalan yang banyak tertutup oleh pohon yang tumbang antara lain Jalan Veteran, Jalan Veteran Kelapa Lima, Jalan Piet A Tallo, dan Jalan L Karim. Warga sekitar sampai saat ini masih berusaha memotong sejumlah pohon yang melintang di ruas jalan tersebut.

Akibat banjir di NTT saluran listrik sejak Minggu pukul 14.30 WIB sampai saat ini masih padam, begitupun juga internet, stasiun pengisian bahan bakar umum juga hampir semuanya tutup dan warga memilih untuk bertahan di rumah karena angin masih tetap kencang sampai saat ini. “Korban yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal ada 11 orang, sebelumnya sudah ditemukan enam orang pada Minggu siang, namun pada petang hari ditemukan lagi lima orang” ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here